Keris, menurut Haryono Haryoguritno pada Keris Jawa, antara Mistik dan Nalar, merupakan kelompok senjata tikam berbentuk asimetrik, baik lurus maupun berkeluk ( luk ), dibuat dengan teknologi tuang logam, dan bernilai filosofi tinggi. Tiap bagian keris memiliki nama, fungsi, dan filosofi. Pamor, misalnya, berakar kata amor atau wor berarti
Serat ini meliputi beragam macam hal dalam alam pikiran masyarakat Jawa, seperti persoalan agama, kebatinan, kekebalan, dunia keris, karawitan dan tari, tata cara membangun rumah, pertanian, primbon (horoskop), makanan dan minuman, adat-istiadat, cerita-cerita kuno mengenai Tanah Jawa, dan lain-lainnya.
keris di jawa 1; keris di TV 1; keris dijual 1; keris dilukis 1; Keris Dimaharkan 3; keris diponegoro 1; keris gayaman solo 1; Keris HB 2; keris HB VII 1; keris indonesia 12; keris jakarta 6; keris jakarta timur 2; Keris Jawa 18; keris jawa antara mistik dan nalar 3; keris jogja 13; Keris Kanjeng Kyahi 2; keris kepala negara 1; Keris Keraton 2

Bagian depan keris ada sisi bilah yang dinamakan Gandik dan Kembangkacang yang selalu diposisikan menghadap kekiri.Bagi orang jawa, kiri sering dihubungkan dengan sesuatu yang bersifat negatif. Hal itu juga dicerminkan oleh simpingan tengen (kanan) dan simpingan kiwa (kiri) dalam panggung pagelaran wayang kulit.

Buku-buku yang membahas tentang budaya perkerisan nusantara bagi penikmat seni tosan aji selalu jadi bahan perburuan. Khususnya bagi pemula yang baru menggeluti dunia perkerisan Buku Keris Jawa Antara Mistik Dan Nalar karya pak Haryono Haryoguritno dan Buku ensiklopedi keris Karangan Alm.
Call Number :COE 739.72 Har KNo. Inventaris :728-PD/A.12Pengarang :Haryono HaryoguritnoJudul :Keris Jawa antara Mistik dan NalarPenerbit :Jakarta : Indonesia kebanggaanku, 2005 Keris adalah salah satu karya nenek moyang bangsaIndonesia dalam khasanah budaya

5. Beberapa bagian dari keris maupun warangka antara gaya Yogyakarta dan Surakarta memiliki perbedaan. Pada bagian leng-lengan warangka, keris yang bergaya Yogyakarta memiliki leng-lengan yang lebih kecil dari gaya Surakarta. 6. Lalu pada bagian bentuk pendok gaya Yogyakarta lebih ramping dan lebih runcing ujungnya dibandingkan Surakarta.

Tanpa berkecil hati, langkahnya terus berderap maju. Pada Januari 2006ia menulis buku berjudul “Keris Jawa—Antara Mistik dan Nalar”. Ini adalah buah dedikasi hidupnya terhadap dunia tosan aji keris. Buku ini juga menjadi ujud tanggung jawabnya menyebarkan pengetahuan tentang keris yang dimilikinya. Tidak berhenti di situ. Artikel ini adalah hasil penelitian tentang senjata tradisional masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan, yaitu senjata berupa kawali. Kawali merupakan warisan kebudayaan fisik dan juga merupakan produk kesenian berupa senjata tikam jarak pendek dengan bilah yang hanya memiliki satu sisi tajam dan ujung yang runcing. Kawali secara utuh memiliki tiga elemen pokok yaitu bilah, wanoa dan pangulu. .
  • rarupm3cxr.pages.dev/293
  • rarupm3cxr.pages.dev/550
  • rarupm3cxr.pages.dev/265
  • rarupm3cxr.pages.dev/330
  • rarupm3cxr.pages.dev/58
  • rarupm3cxr.pages.dev/793
  • rarupm3cxr.pages.dev/247
  • rarupm3cxr.pages.dev/352
  • rarupm3cxr.pages.dev/509
  • rarupm3cxr.pages.dev/348
  • rarupm3cxr.pages.dev/816
  • rarupm3cxr.pages.dev/538
  • rarupm3cxr.pages.dev/379
  • rarupm3cxr.pages.dev/220
  • rarupm3cxr.pages.dev/778
  • keris jawa antara mistik dan nalar