Komoditashasil hutan bukan kayu yang dinamakan dengan produk turunan kayu adalah beberapa produk yang dihasilkan dari proses pengolahan lebih lanjut dari kayu, limbah-limbah kayu, maupun bahan-bahan berkayu lainnya. Pengolahan lebih lanjut dari produk kayu ini memang ditujukan untuk utama memanfaat sumber daya hutan secara maksimal (maximum yields), seperti yang tertuang dalam asas-asas
Bahan Aktif Metoksifenozida 100 g/L Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Ulat grayak pada tanaman bawang merah, cabai, kacang panjang dan kedelai Cara Kerja Secara fisik Cara Masuk Racun kontak dan racun lambung Formulasi 100 SC Toksisitas Cukup berbahaya Keamanan Pada waktu menggunakan, jangan makan, minum atau merokok Pakailah sarung tangan, masker, pakaian lengan panjang dan celana panjang Cuci tangan dengan sabun Setelah digunakan, cuci semua peralatan dan pakaian Jangan menggunakan insektisida ini dalam jangka waktu 10 hari sebelum panen Simpan di tempat sejuk dan tertutup rapat Rusaklah wadah bekas dan kemudia kubur dalam tanah ±0,5 m dalam tanah Kompatibilitas Spektrum Broad spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Pucat dan pusing Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan mulut, kulit, dan pernapasan P3K Tanggalkan dan cuci pakaian yang terkena insektisida Jika terkena mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Jika tertelan, beri minum dua gelas air mineral dan usahakan dimuntahkan Jangan memberikan sesuatu melalui mulut pada penderita yang pingsan 2. Nama Dagang Actara 25 WG Bahan Aktif Tiametoksam 25% Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Wereng coklat dan wereng hijau pada padi dan kutu daun Aphis dari apel Cara Kerja Secara fisik Cara Masuk Racun kontak dan racun perut Formulasi 25 WG Toksisitas Cukup berbahaya Keamanan Jangan makan, minum atau merokok selama penggunaan Pakailah pakaian pelindung Jangan menyemprot melawan arah angin Jika terkena kulit, cuci dengan air dan sabun Jauhkan dari sumber perairan Simpan dan tutup rapat di tempat sejuk, kering dan aman Jauhkan dari bahan makanan dan api Rusak dan kuburkan wadah bekas sedalam 0,5 m dalam tanah di tempat yang jauh dari sumber air Kompatibilitas Spektrum Moderat spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Pada tikus menyebabkan sesak napas, eksoptalimus postur tubuh melengkung, bulu-bulu merontok Peringatan Keamanan Hindarkan kontak langsung dengan mata, kulit dan mulut Jauhkan dari jangkauan anak-anak, orang-orang yang tidak berkepentingan dan hewan peliharaan P3K Tanggalkan dan cuci pakaian yang terkena insektisida ini Cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Jika terkena mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Jika tertelan, beri minum dan paksa pemuntahan Bahan Aktif Isopropilamina glisofat 486 g/L Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Gulma pada cengkeh, kakao, karet, kelapa dan kelapa sawit Cara Kerja Cara Masuk Sistemik Formulasi 486 SLpekatan yang larut dalam air Toksisitas Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Rusaklah bekas wadah dan kuburkan sedalam 0,5 m di bawah permukaan tanah Kompatibilitas Spektrum Broad spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Muntah dan diare Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit dan pernapasan serta reaksi alergi pada kulit P3K Bila terkena mata, segera cuci dengan air mengalir selama 15 menit Bila terhirup, segera pergi ke ruang terbuka/segar Bila terkena kulit, cuci dengan air dan sabun Bila tertelan, segera minum air mineral yang banyak dan bilas mulut menggunakan air bersih Bila terjadi muntah, pastikan penderita tidak mengalami gangguan pernapasan Bahan Aktif Deltametrin 25 g/L Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Plutella xylostella pada kubis Cara Kerja Secara fisik iritan Cara Masuk Racun kontak dan racun lambung Formulasi 25 ECpekatan yang dapat diemulsikan Toksisitas Bahan berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Jangan menyemprot berlawanan arah angin Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Kompatibilitas Spektrum Nero spektrum Selektivitas High selective Gejala Dini Keracunan Mual, muntah, sesak napas, sakit perut, mulut berliur, badan dan tangan gemetar, hilang keseimbangan dan pingsan Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit, mata dan pernapasan. Berbahaya bagi hewan peliharaan dan ternak P3K Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Rusaklah bekas wadah dan kuburkan sedalam 0,5 m di bawah permukaan tanah Bahan Aktif Fipronil 0,5% Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Hama penggerek batang pada padi Cara Kerja Secara fisik iritan Cara Masuk Racun kontak dan racun lambung Formulasi 0,3 Gformulasi butiran atau Granula Toksisitas Cukup berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Jangan menggunakan insektisida ini pada 25 hari sebelum panen Jauhkan dari hewan ternak Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Simpan di ruang sejuk, tertutup rapat dan jauh dari jangkauan anak-anak Hancurkan/bakar bekas kemasan Kompatibilitas broad spektrum Spektrum Moderat spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Sesak napas, lemas, tremor dan kejang Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit dan pernapasan, serta berbahaya bagi hewan peliharaan, ternak dan binatang liar P3K Tanggalkan pakaian yang terkena insektisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila tertelan, segera minum 2-3 gelas air mineral, kemudian muntahkan Jika penderita mengalami pingsan, jangan berikan apapun melalui mulut Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan segar/terbuka 6. Nama Dagang DuPont Curzate Bahan Aktif Simoksanil 8,36% + mankozeb 64,64%% Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Fungi pada kentang, tomat, semangka, melon, anggur dan bawang merah Cara Kerja Cara Masuk Kontak dan sistemik Formulasi 8/64 WP Toksisitas Bahan iritasi Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Jauhkan dari api, saluran air dan hewan ternak Simpan pada wadah aslinya di tempat sejuk, aman dan tertutup rapat Rusaklah bekas wadah dan kuburkan sedalam 0,5 m di bawah permukaan tanah Kompatibilitas Spektrum Nero spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Pusing, iritasi kulit, mata perih dan mual Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit dan pernapasan serta menyebabkan iritasi pada mata, hidung, kulit dan tenggorokan P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila tertelan, segera muntahkan Jika penderita mengalami pingsan, jangan berikan apapun melalui mulut Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan segar/terbuka Bahan Aktif Metomil 40% Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Hama pada bawang merah, kedelai, kacang panjang, cabai, jeruk, kubis, tembakau, bawang putih, tomat, kacang hijau dan teh Cara Kerja Secara fisik Cara Masuk Kontak dan lambung Formulasi 40 SPdapat dilarutkan atau Soluble Powder Toksisitas Bahan berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Rusaklah bekas wadah dan kuburkan sedalam 0,5 m di bawah permukaan tanah Kompatibilitas Spektrum Broad spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Muntah dan diare Peringatan Keamanan Penggunaan insektisida ini harus mengikuti petunjuk pada label P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila tertelan, segera muntahkan Jika penderita mengalami pingsan, jangan berikan apapun melalui mulut Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan segar/terbuka Bahan Aktif Isopropilamina glisofat 480 g/L Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Gulma berdaun lebar dan sempit pada pertanaman kakao TBM, karet, teh, kopi TBM, kelapa sawit TBM, persiapan tanam budidaya jagung dan kedelai TOT Cara Kerja Cara Masuk Sistemik Formulasi 480 SLpekatan yang larut dalam air Toksisitas Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Kompatibilitas Spektrum Moderat spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Gatal-gatal pada mata, hidung, kulit dan kerongkongan Peringatan Keamanan Berbahaya jika terminum, jangan sampai terhirup atau terkena semprotan, jangan terkena mata atau kulit P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila tertelan, segera minum air mineral dan muntahkan Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan segar/terbuka 9. Nama Dagang DiPel WP Bahan Aktif Bacillus thuringiensis var. Kurstaki, strain HD-7; 16000 IU/mg Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Perusak daun Plutella xylostella dan Crocidolomia binotalis pada kubis Penggerek buah Heliothis sp. pada tomat Cara Kerja Secara fisik Cara Masuk Racun lambung Formulasi WPdisuspensikan atau Wettable Powder Toksisitas Cukup berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Jauhkan dari api, makanan, perairan dan hewan ternak Simpan tertutup di tempat sejuk dan jauh dari jangkauan anak-anak Rusaklah bekas wadah dan kuburkan sedalam 0,5 m di bawah permukaan tanah, jauh dari sumber air Kompatibilitas Spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Pusing, perut mulas, mencret, gemetar, mulut keluar buih dan penglihatan kabur Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, mata, kulit dan pernapasan serta berbahaya bagi hewan peliharaan P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila insektisida tertelan dan penderita masih sadar, segera muntahkan dengan cara memberikan segelas air hangat yang diberi satu sendok garam dapur atau dengan cara menggelitik tenggorokan dengan jari tangan yang bersih. Usahakan terus pemuntahan sampai cairan muntahan bewarna jernih Jika penderita mengalami pingsan, jangan berikan apapun melalui mulut Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan berudara segar/terbuka atau bila perlu berikan pernapasan buatan melalui mulut atau dengan pemberian oksigen Bahan Aktif 2,4-D dimetil amina 865 g/L Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Gulma berdaun lebar Monochoria vaginalis, Spenochlea zeylanica dan teki Cyperus difformis pada pertanaman padi sawah Cara Kerja Cara Masuk Sistemik Formulasi 865 AS Toksisitas Bahan berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Jangan menggunakan herbisida pada 10 hari sebelum panen Jauhkan dari perairan, bahan makanan dan minuman, jauhkan dari api dan jangkauan anak-anak Simpan tertutup rapat di tempat sejuk dan terkunci Kompatibilitas Spektrum Broad spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Pusing, lemah, sulit tidur, mual, muntah, berkurang nafsu makan dan diare Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit dan pernapasan serta iritasi mata dan kulit Berbahaya terhadap biota air selain ikan Jerami tidak boleh dibakar P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila tertelan, segera muntahkan sampai cairan muntahan menjadi jernih Jika penderita mengalami pingsan, jangan berikan apapun melalui mulut Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan berudara segar/terbuka dan bila perlu berikan pernapasan bantuan melalui mulut atau dengan pemberian oksigen 11. Nama Dagang Champion Bahan Aktif Tembaga hidroksida 77% Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Penyakit antraknosa pada cabai Cara Kerja secara fisik Cara Masuk Racun kontak Formulasi 77 WPdisuspensikan atau Wettable Powder Toksisitas Cukup berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Jauhkan dari perairan dan jangkauan anak-anak Simpan tertutup rapat di tempat yang sejuk dan terkunci Hancurkan wadah bekas pestisida dan benamkan dalam tanah sedalam 0,5 m yang jauh dari sumber air Kompatibilitas Spektrum board spektrum Selektivitas Gejala Dini Keracunan Berkeringat dingin, mual, muntah dan denyut nadi melemah Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui kulit, mulut dan mata P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila tertelan, segera minum susu yang banyak, larutan gelatin dan putih telur atau minum air mineral yang banyak dan hindarilah alkohol Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan berudara segar/terbuka Cepat pergi ke dokter terdekat Bahan Aktif Imidakloporid 50 g/L Golongan Pestisida Kimia Jenis Sasaran Hama pada padi dan kacang panjang Cara Kerja secara fisik Cara Masuk Racun kontak dan perut Formulasi 50 SL pekatan yang larut dalam air Toksisitas Berbahaya Keamanan Pada saat penggunaan, jangan makan, minum atau merokok Pakai sarung tangan, masker, pakaian dan celana panjang Cuci tangan/kulit yang terkena dengan air dan sabun Setelah digunakan, bersihkan peralatan dan pakaian pelindung dengan air Jauhkan dari perairan dan hewan ternak Kompatibilitas Spektrum nerospek Selektivitas high selective Gejala Dini Keracunan Gangguan pernapasan dan gemetar, kejang mungkin terjadi pada keracunan gawat Peringatan Keamanan Dapat menyebabkan keracunan melalui mulut, kulit, mata dan pernapasan, serta berbahaya bagi hewan peliharaan dan ternak P3K Tanggalkan pakaian yang terkena fungisida dan cuci kulit yang terkena dengan air dan sabun Apabila mengenai mata, cuci segera dengan air mengalir selama 15 menit Apabila insektisida tertelan dan penderita masih sadar, segera muntahkan dengan cara memberikan segelas air hangat yang diberi satu sendok garam dapur atau dengan cara menggelitik tenggorokan dengan jari tangan yang bersih. Usahakan terus pemuntahan sampai cairan muntahan bewarna jernih Apabila terhirup, segera pergi ke ruangan berudara segar/terbuka dan bila perlu berikan pernapasan buatan melalui mulut atau dengan pemberian oksigen DalamPP No.7 Tahun 1973 yang dimaksud dengan pestisida yaitu semua zat kimia atau bahan lain serta jazad renik atau virus. Adapun dari zat kimia ini memiliki banyak manfaat untuk tumbuhan diantaranya yaitu. Untuk memberantas dan mencegah hama penyakit yang merusak tumbuhan pada bagian tumbuhan atau hasil pertanian Pestisida adalah zat kimia maupun bahan jasad renik maupun virus yang digunakan untuk mencegah hama penyakit yang berpotensi merusak tanaman dan mengganggu hasil pertanian. Tidak hanya hama saja, pestisida pun mampu memberantas tanaman pengganggu atau gulma. Selain itu, pestisida memiliki fungsi untuk mengatur maupun merangsang tumbuhnya tanaman. Pestisida juga bisa mencegah hama-hama air selain hama darat dan binatang pengganggu seperti ular. Termasuk memberantas binatang yang menyebabkan penyakit pada manusia. Dengan mengenali jenis-jenis dan karakter pestisida, akan memudahkan petani dalam mencapai efektivitas, efisiensi pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pengertian Pestisida Istilah pestisida berasal dari bahasa Inggris, yaitu pesticide. Secara harfiah kata “pest” artinya hama atau pengganggu yang sebenarnya hanya merujuk pada organisme hewan serangga maupun mamalia. Sedangkan kata “cide” berarti basmi atau bunuh. Jadi secara sempit pestisida berarti “pembasmi hama”. Untuk lebih menyederhanakan, istilah pestisida lebih diperluas tidak hanya pembasmi hama saja tetapi sebagai juga mencakup organisme pengganggu baik pada tanaman, hewan, maupun pada bangunan. Organisme pengganggu yang dimaksud tidak hanya hewan dan serangga tetapi juga untuk mikroorganisme dari golongan fungi / cendawan maupun bakteri. Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 24/Permentan/ yang dimaksud dengan Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian; Memberantas rerumputan; Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan; Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak termasuk pupuk; Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak; Memberantas atau mencegah hama-hama air; Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan; dan/atau Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air. Organisme pengganggu tanaman Golongan insekta atau serangga, mencakup ulat, larva, serangga pengisap, tungau atau akarina, penggerek. Golongan mikroorganisme, meliputi bakteri, aktinomiset atau kapang dan keluarga fungi lainnya. Golongan virus, yang sebenarnya masih kontroversial karena sebagian ilmuwan mendefinisikan virus bukanlah organisme hidup melainkan molekul protein yang pasif dan akan menjadi aktif jika mendapatkan inangnya. Golongan moluska atau hewan lunak tidak bertulang belakang seperti siput, keong. Golongan mamalia seperti tikus rhodent, babi hutan. Golongan unggas atau avis seperti burung pemakan biji-bijian. Golongan nematode yang merupakan keluarga cacing. Gulma terdiri dari tumbuhan liar yang bersaing dengan tanaman budidaya dalam perebutan nutrisi, terdiri dari rumput, alang-alang. Jenis-Jenis Pestisida Berdasar Organisme Sasarannya Insektisida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan atau membunuh hama dari golongan serangga secara umum. Pestisida satu ini memang terkenal di kalangan petani. Fungsi utama dari Insektisida adalah untuk membunuh sekaligus mencegah munculnya hama serangga di lahan pertanian yang bisa mengganggu kualitas tanaman. Fungisida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, membunuh atau menghambat pertumbuhan jamur atau fungi. Selain bakteri, jamur memang menjadi ancaman pula yang bisa mempengaruhi kualitas tanaman hasil panen. Dalam kondisi seperti ini jenis pestisida yang dapat digunakan oleh para petani adalah Fungisida yang memiliki fungsi membunuh dan mencegah timbulnya jamur maupun cendawan. Bakterisida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, membunuh atau membatasi perkembangan bakteri penganggu. Ancaman dari bakteri bagi tanaman pertanian memang cukup meresahkan bagi petani selain ancaman dari gulma maupun hama dari hewan. Maka dari itulah untuk membunuh dan memberantas bakteri ini Anda bisa menggunakan jenis pestisida Bakterisida. Herbisida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, membunuh atau membatasi pertumbuhan tanaman pengganggu atau gulma. Dengan menggunakan herbisida secara rutin dalam waktu tertentu, tanaman di lahan pertanian Anda menjadi semakin produktif dan tanpa khawatir terganggu kembali. Molluskisida Adalah racun untuk mengendalikan atau membunuh hama golongan siput. Dalam basaha Yunani molluscus berarti hewan yang berselubung tipis atau lembek. Dengan kata lain, bila dalam dunia pertanian, yang dimaksud dengan moluska ini adalah siput. Jadi, Molluskisida bertujuan untuk membunuh dan mencegah populasi siput di lahan pertanian. Nematisida Adalah racun untuk mengendalikan nematoda atau cacing parasit dalam tanah. Nematoda dalam dunia pertanian juga tidak kalah meresahkan sebagai hama. Nematoda tersebut dapat dicegah dan diatasi dengan jenis pestisida Nematoda. Sedangkan untuk Ovisida memiliki fungsi untuk merusak telur dari hama penyakit. Contohnya saja adalah telur dari siput dan keong yang biasanya ada di areal persawahan. Algasida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan alga. Seperti namanya, alga di sini berarti ganggang laut. Sementara Alagasida memiliki fungsi untuk membunuh dan mencegah tanaman pengganggu seperti alge pada tumbuhan petani. Mossida Adalah bahan untuk membasmi atau membatasi pertumbuhan lumut yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman anda. Rodentisida Adalah racun yang digunakan untuk mengendalikan binatang pengerat sebagai hama seperti tikus dan pengerat lainnya yang mengganggu. Activator yaitu senyawa kimia untuk mengaktifkan sistem kekebalan pada tanaman, dan sebenarnya tidak termasuk dalam golongan pestisida, tetapi lebih ditujukan untuk meningkatkan ketahanan alamiah tanaman terhadap dampak serangan hama dan penyakit. Selain di atas ada beberapa penggolongan yang lebih spesifik pada target / sasaran. Seperti akarisida, aphisida, termisida, larvasida, ovisida yang sebenarnya tergolong insektisida juga dan adakalanya mengandung bahan aktif yang sama pada insektisida namun dalam regulasinya dan dosis pemakaiannya ditujukan untuk pemakaian pada jenis atau stadia serangga sasaran yang spesifik. Akarisida Bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus dari jenis tungau akarina atau mite. Disebut juga mitisida. Aphisida Bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus jenis aphid. Termisida Bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus jenis rayap. Larvasida Bahan untuk mengendalikan serangga hama pada stadia larva. Ovisida Bahan untuk mengendalikan serangga pada stadia telur Supaya aplikasi pestisida pada pertanian efektif, aman dan efisien pengguna harus mengetahui jenis, klasifikasi dan karakteristik pestisida yang dipakai. Tanpa memahami faktor-faktor tersebut maka ada beberapa dampak negatif berkaitan dengan hasil aplikasi pestisida OPT tidak mempan karena bahan aktif yang digunakan tidak sesuai. Timbulnya kekebalan akibat penggunaan satu jenis bahan aktif secara terus menerus. Punahnya musuh alami hama yang justru menguntungkan bagi petani. Rusaknya lingkungan dan keracunan bagi pengguna maupun hewan ternak. Gangguan pertumbuhan tanaman akibat penggunaan dosis yang berlebihan. Degradasi pestisida karena pencampuran lebih dari satu bahan aktif sehingga menimbulkan reaksi kimiaw yang mengubah struktur molekulnya. Efek residual pada rantai makanan. Pemborosan biaya, waktu dan tenaga. Dampak lain akibat penggunaan pestisida secara kurang tepat adalah munculnya resurjensi hama yaitu peningkatan populasi hama serangga secara besar-besaran setelah penurunan populasi akibat penggunaan pestisida spektrum luas secara massal. Selain itu ada fenomena mutasi hama yang dikaitkan dengan munculnya strain-strain hama baru karena hama yang lama mengalami mutasi genetic sebagai proses evolusi adaptik dalam merespon tekanan eksternal yaitu aplikasi pestisida oleh petani. Strain-strain baru ini selama beberapa waktu lebih resisten dan mampu menyesuaikan diri terhadap tekanan dan lebih resisten terhadap bahan-bahan kimia sebelum ditemukannya bahan aktif atau metode baru yang lebih spesifik. Organik Adalah pestisida yang dalam susunan kimia bahan aktifnya terdapat gugus karbon C. Mayoritas pestisida yang beredar saat ini dari jenis organik seperti golongan organoklorin yang sebagian sudah dilarang atau dibatasi, organosulfur, organofosfat. Sebagian jenis organik merupakan analog atau tiruan dari senyawa beracun yang terdapat pada tanaman atau dari mikroorganisme. Sejauh ini banyak yang menganggap pestisida organik adalah yang berasal dari tumbuhan atau natural seperti ekstrak tanaman. Pestisida yang berasal dari tumbuhan atau isolat racun mikroorganisme bisa saja digolongkan organik karena memiliki gugus karbon dalam susunan kimianya. Akan tetapi pestisida organik tidak semuanya berasal dari tumbuhan atau mikroorganisme. Anorganik Adalah pestisida yang dalam susunan kimia bahan aktifnya tidak terdapat gugus karbon. Pestisida generasi terdahulu banyak yang jenis anorganik dan saat ini pemakaiannya dibatasi bahkan dilarang oleh komisi pestisida karena daya racunnya yang sangat kuat dan sulit terurai. Contoh yang populer adalah aldrin, senyawa-senyawa arsenik, sianida potassium sianida / potas, merkuri. Sedangkan yang masih boleh dipergunakan hingga sekarang seperti beberapa fungisida tembaga tembaga oksida, tembaga hidroksida, tembaga oksi sulfat, sulfur, asam fosfida, borate insektisida, zinc fosfida rodentisida dan ammonium sulfamat herbisida. Alami Natural Adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari alam. Ada yang menyebut jenis ini dengan istilah pestisida organik karena memang ada bahan-bahan yang berasal dari organisme mahluk hidup. Jenis-jenisnya antara lain a. Botanical, yang bahan aktifnya berasal dari tanaman misalnya piretrin dari crysanthemum pirethrum, azadirachtin dan nimbidin dari mimba, rotenon dari ektrak tuba, dan nikotin dari ekstrak tembakau, ryanodin dari ryania speciosa. Ada lagi limbah penggilingan jagung yang disebut gluten sebagai herbisida. Beberapa keunggulan pestisida botanik diantaranya lebih aman bagi pemakai, tidak mempunyai efek residu panjang, ramah lingkungan, fitotoksisitas & batas lethal effect rendah sehingga aman bagi tanaman, berspektrum luas. Sedangkan kelemahannya antara lain dosis aplikasi relatif tinggi, knock down effect-nya rendah sehingga hama sasaran tidak langsung mati, tidak dapat disimpan dalam waktu lama setelah kemasan dibuka, sumber bahan bakunya terbatas, kurang spesifik untuk OPT tertentu. b. Isolat mikrobial, yang bahan aktifnya berasal dari metabolit sekunder / sekresi mikroorganisme bakteri, jamur, virus yang bersifat racun, contohnya delta endotoksin dari sekresi bakteri Bacillus Thurigensis, streptomisin bakterisida dan antibiotik dari streptomyces griseus. Beberapa tahun terakhir ada abamectin, emamectin, ivermectin avermektin dari kapang Streptomyces avermitilis, spinosad spinosin dari bakteri Saccharopolyspora spinosa dan azoksistrobin stribilurin dari fungi Strobilurus tenacellus. Keunggulan isolat mikrobial diantaranya bersifat antibiotic sehingga daya bunuhnya lebih kuat, mudah dimetabolismekan oleh sel-sel tanaman jika sistemik, dapat mengatasi OPT yang telah resisten terhadap pestisida lain. Sedangkan kelemahannya OPT sasaran lebih mudah dan cepat resisten, harganya relatif lebih mahal. c. Pestisida biologis, yang merupakan mikroorganisme hidup diantaranya bakteri, fungi, virus yang dapat menginfeksi organisme pengganggu tanaman secara langsung mapupun dengan mengeluarkan zat-zat toksik yang dapat membunuh atau menekan perkembangan organisme pengganggu tanaman. Berbeda dengan isolat microbial yang dibiakkan di pabrik untuk dipanen senyawa-senyawa racunnya, biopestisida ini diinokulasi dan dibiarkan berkembang biak di lahan untuk hidup secara alami dan menghasilkan senyawa-senyawa racun untuk membunuh organisme pengganggu, atau hidup dengan menginfeksi organisme pengganggu tanaman sebagai inangnya hingga inang tersebut mati. Contohnya dari golongan cendawan diantaranya gliocladium yang menghasilkan senyawa gliovirin untuk membasmi fungi patogen, trichoderma spp yang menghasilkan enzim menghasilkan 1,3-β- glukanase yang mendegradasi dinding sel miselium fungi patogen, metharizium anisoplae yang menjangkiti serangga sebagai inang hingga akhirnya mati. Dari golongan bakteri misalnya Bacillus thuringiensis yang dapat mengontrol ulat plutella dan helicoverpa, Corynebacterium untuk mengontrol xanthomonas dan Pyricularia Oryzae pada tanaman padi. Sedangkan yang berupa virus yaitu SpL-NPV Spodoptera Litura – Nuclear Polyhedrosis Viruses untuk mengendalikan ulat spodoptera litura. Keunggulan dari pestisida biologis diantaranya dampaknya bisa meluas karena subyek yang sudah beradaptasi dengan lingkungannya dapat terus berkembang biak dan menular, ramah lingkungan, tidak meninggalkan residu pada rantai makanan. Sedangkan kelemahannya antara lain perlu waktu untuk berinkubasi dan sebelum berkembang biak sebelum bekerja aktif, karena merupakan organisme hidup pestisida biologis tidak dapat diaplikasikan bersama dengan pestisida kimiawi lain, jika ekosistemnya tidak mendukung maka perkembangbiakannya bisa terhambat. Sintetik / Analog Merupakan hasil rekayasa kimia yang dibuat di pabrik. Kebanyakan meniru struktur kimia senyawa yang terdapat pada pestisida alami botanical misalnya syntethic pirethroid golongan piretroid yang meniru susunan senyawa kimia piretrin pada chrysanthemum piretrum, nicotinoid yang merupakan analog dari senyawa nikotin pada tembakau, ryanoid yang merupakan analog dari senyawa ryanodin pada tanaman ryania speciosa. Pestisida sintetik punya keunggulan diantaranya daya racunnya lebih tinggi, sasarannya lebih spesifik, dosis penggunaan relatif lebih rendah, mudah didapat di pasaran, dan lebih tahan lama disimpan. Adapun kelemahannya antara lain terurai lebih lama sehingga menimbulkan residu pada hasil panen, aplikasi yang terlalu intensif akan menimbulkan resistensi hama sasaran dan merusak lingkungan, mematikan predator alami musuh alami hama, variasinya lebih banyak sehingga perlu pengetahuan untuk memilih. Kesimpulan Di atas adalah beberapa jenis pestisida yang perlu Anda ketahui. Jadi, dengan Anda mengetahui jenis pestisida tersebut menjadi lebih memahami apa pestisida yang tepat untuk mencegah penyakit dan pengganggu tanaman pertanian Anda. Agar suatu pekerjaan memberikan hasil optimal, mau tak mau kita harus mencintai pekerjaan kita. Referensi Artikel Bumikita, Corteva IDTanamanObat: Buah Buni. Buah buni atau di luar negeri dikenal sebagai bacca / berry. Ciri khas dari tanaman ini adalah buahnya yang sekilas mirip anggur, namun ukurannya kecil. Kandungan: Provitamin A (karotenoid), vitamin C, B1, B2, dan vitamin E, kalium, fosfor, mineral besi, serat, alkaloida dan friendelin.
Bahan Aktif Pestisida dan Kegunaannya Pada Budidaya Tanaman. 082141747141 Telp 081-252-221-17 via SMS/WA. Toko Pertanian LMGA Agro jual pestisida kualitas terbaik stok lengkap dengan harga murah dan terjangkau. LMGA Agro menjual sarana pertanian kualitas terbaik untuk membantu petani dalam usaha budidaya tanaman di lahan pertanian. Selain itu, petani dan pelaku usaha budidaya tanaman bisa mendapatkan sarana pertanian dengan harga murah dan terjangkau. Sarana pertanian yang tersedia seperti varietas benih buah dan sayuran, pupuk tanaman, pestisida/obat hama, dan zat pengatur tumbuh. Selain itu, petani juga bisa mendapatkan sarana atau alat-alat pertanian dengan harga terjangkau dan murah. Benih sayuran yang tersedia di LMGA Agro mulai dari benih cabe, tomat, terong, timun, kol, bunga kol, dan lain-lain. Selain itu, LMGA Agro juga menyediakan jenis benih buah seperti benih melon, semangka, blewah/garbis, dan labu. Petani juga bisa mendapatkan pestisida terbaik untuk melindungi budidaya tanaman dari hama penyakit tanaman. Selain itu, jenis pestisida yang tersedia cukup lengkap dan memiliki kualitas terbaik. Pestisida yang terdapat di LMGA Agro meliputi fungisida, herbisida, insektisida, akarisida, hingga rodentisida. Selain itu, produk pestisida yang tersedia merupakan hasil produksi perusahaan terkemuka seperti BAYER, Syngenta, DOW, dan lain-lain. Petani bisa memanfaatkan jasa konsultasi gratis di LMGA Agro. Sehingga, petani bisa bertanya seputar pemakaian pestisida. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya sangatlah penting untuk petani ketahui sebelum menggunakannya untuk budidaya tanaman. Hal ini karena, bahan aktif pestisida dan kegunaannya berdampak buruk bagi budidaya tanaman ketika petani salah memakainya. Serangan hama penyakit tanaman menjadi hal yang merugikan bagi petani dan pelaku usaha budidaya tanaman. Sehingga, pemakaian pestisida menjadi salah satu andalan petani untuk mencegah dan mengendalikan serangan hama penyakit tanaman. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya menjadi hal yang perlu petani cermati dan pilih dengan baik. Hal ini karena, pemilihan bahan aktif pestisida dan kegunaannya penting guna membantu petani dalam pencegahan dan pengendalian hama penyakit tanaman. Hama Penyakit Tanaman Buat Petani Rugi Hama Penyakit Tanaman Buat Petani RugiPestisida Jadi Senjata Andalan PetaniBahan Aktif Pestisida dan Kegunaannya Penting Bagi PetaniDaftar Bahan Aktif Pestisida dan KegunaannyaTebukonazolPropinebAbamectinGlifosatParaquatToko Obat Pertanian Mitra Bagi PetaniLMGA Agro Jual Pestisida Murah Berkualitas Budidaya tanaman telah lama menjadi penghasil bahan pangan nabati dan penghasil keuntungan bagi petani. Keuntungan tersebut bisa petani hasilkan dari hasil penjualan panen kepada para konsumen. Hasil panen berkualitas yang menjadi tujuan petani bisa dihasilkan dari proses perawatan tanaman yang baik dari fase benih hingga masa panen. Sehingga, menghasilkan kualitas panen terbaik dan menjadi favorit bagi banyak konsumen. Namun, usaha budidaya tanaman tidak jarang mengalami kendala yang mampu mempengaruhi kualitas hasil panen nantinya. Salah satu kendala dalam usaha budidaya tanaman adalah serangan hama penyakit tanaman. Hama penyakit tanaman merupakan kendala yang bisa merugikan petani dalam skala kecil hingga skala besar. Sehingga, petani memerlukan cara yang tepat untuk melakukan pencegahan dan pengendalian hama penyakit tanaman. Serangan hama tanaman bisa berasal dari gulma yang tumbuh liar di lahan pertanian dan menjadikan gulma sebagai sarang yang nyaman. Sehingga, petani perlu melakukan pembersihan secara berkala pada lahan pertanian. Selain itu, jenis hama tikus juga bisa menyerang tanaman budidaya terutama padi dengan cara bersarang di sekitar lahan pertanian. Sehingga, petani perlu melakukan penangkapan maupun memanfaatkan musuh alaminya, yaitu ular dan burung hantu. Sedangkan untuk penyakit tanaman memiliki beberapa cara untuk menyerang budidaya tanaman, seperti melalui hama maupun kondisi lingkungan. Salah satunya adalah tingkat kelembaban lahan tinggi karena banyaknya genangan air. Sehingga, petani perlu memperbaiki drainase untuk mencegah tanaman terserang penyakit tanaman akibat jamur patogen. Selain itu, petani juga bisa melindungi budidaya tanaman dari hama penyakit tanaman dengan memanfaatkan pestisida. Sehingga, budidaya tanaman mampu tumbuh dengan kualitas terbaik dan berpotensi menghasilkan panen terbaik. Hasil panen terbaik selanjutnya bisa petani sortir dan jual kepada pedagang maupun konsumen lain. Kesimpulannya, serangan hama penyakit tanaman sangat merugikan bagi petani dan pelaku usaha pertanian. Sehingga, perlu penanganan yang tepat guna menjaga budidaya tanaman dari hama penyakit tanaman. Baca Juga Hama Wereng Pengganggu Padi Petani MerugiBahanAktif Pestisida dan Kegunaannya 1. Nama Dagang : Prodigy. Bahan Aktif : Metoksifenozida 100 g/L. Golongan Pestisida. Kimia : Jenis Sasaran : Ulat grayak pada tanaman bawang merah, cabai, kacang panjang dan kedelai. Cara Kerja : Secara fisik. Cara Masuk : Racun kontak dan racun lambung
Dalamsetiap kemasan produk pestisida, terdapat kode yang tertera. Kode-kode tersebut menunjukkan bentuk dan cara menggunakan pestisida tersebut. Penting untuk mengetahui kode-kode pestisida agar daya fungsinya menjadi maksimal.
Sivinto BayerBahan Aktif Pestisida dan Kegunaannya Insektisida Sivanto Bayer. HP 082141747141 telpon dan 08125222117 SMS/WA . Toko pertanian online LMGA Agro jual insektisida Sivanto produk Bayer. Insektisida memiliki bahan aktif dan kegunaannya bagi tanaman. Toko pertanian online LMGA Agro menyediakan berbagai kebutuhan bercocok tanam pertanian. Antara lain benih hibrida dan unggul produk terbaik perusahaan benih terpercaya. Tersedia pula pupuk, pestisida, ZPT hingga alat pertanian. Toko pertanian LMGA Agro menerima layanan konsultasi pertanian gratis. Kami siap kirim pesanan Anda online ke seluruh wilayah Indonesia. Pengiriman oleh jasa ekspedisi barang JNE, KI8 dan Pos Indonesia. Insektisida Sivanto produk Bayer memiliki bahan aktif pestisida dan kegunaannya untuk mengendalikan serangan hama. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya yaitu flupiradifuron, jenis bahan aktif baru. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya membantu manusia mengatasi masalah dari gangguan organisme seperti hewan dan tumbuhan. Insektisida Sivanto dari Bayer membantu mengatasi serangan hama. Insektisida Sivinto Bayer ampuh mengendalikan hama tanaman cabai, tembakau, terung dan tomat. Sivinto dari Bayer merupakan insektisda dengan bahan aktif pestisida dan kegunaannya yang bekerja secara sistemik membunuh insektisida sistemik berbentuk larutan dalam air dan berwarna merah muda. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya dari insektisida Sivinto bersifat anti resisten dan ramah terhadap lingkungan. Insektisida Sivinto Produk Bayer Insektisida Sivinto produk Bayer bekerja secara sistemik, berbentuk larutan dalam air dan berwarna merah muda. Mengandung bahan aktif dan kegunaannya adalah mengendalikan hama tanaman cabai, tomat, terong dan tembakau. Insektisida Sivinto Bayer mengandung bahan aktif pestisida dan kegunaannya yaitu flupiradifuron 200 g/liter. Insektisida Sivinto dari PT Bayer formulasi terbaru dan teknolgi Sivinto anti resisten dan ramah lingkungan. Flupiradifuron bahan aktif Sivinto berasal dari senyawa alami stemofoline yaitu turunan dari tumbuhan Stemona aktif pestisida dan kegunannya insektisida Sivinto merupakan anggota pertama dari kelas kimia baru penggolongan insektisida, Butenolides. Keunggulan bahan aktifnya menunjukkan kontrol sangat baik terhadap serangan kutu daun dan lalat putih. Bahan aktif pestisida dan kegunaanya Sivinto sangat bagus karena bekerja secara tepat mentargetkan hama. Daya kerja Sivinto turut membantu melindungi serangga bermanfaat seperti lebah, laba-laba. Terutama serangga predator dari hama. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya Sivinto memiliki spektrum pengendalian luas dan cocok dipraktekkan untuk segala jenis tanaman. Sivinto menjadi pilihan tepat untuk rotasi tanaman untuk mencegah resistennya hama. Baca Juga Cara Menanam Tomat Berbuah Lebat Bebas VirusPestisida Adalah...Benih Hibrida Bebas PenyakitIstilah pestisida berasal dari bahasa Inggris yaitu pesticide dan terdiri dari kata " pest " berarti hama pengganggu dan mengacu pada hewan baik serangga atau mamalia. Kata berikutnya yaitu " cide " berarti basmi atau bunuh. Bila digabungkan maka arti pestisida yaitu pembasmi hama termasuk organisme pengganggu tanaman, hewan peliharaan dan pada bangunan. Sehingga organisme pengganggu yang dapat dibasmi pestisida yaitu selain hewan juga jamur dan bakteri. Pengertian pestisida menurut Peraturan Menteri Pertanian adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya ini digunakan untuk memberantas atau mencegah hama dan penyakit perusak tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian. Pestisida juga terdapat jenis yang digunakan untuk memberantas rumput atau gulma pengganggu tanaman. Cara kerja lain dari bahan aktif pestisida kegunaannya yaitu mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan. Pestisida juga ditambahkan bahan kimia lain untuk merangsang dan mengatur pertumbuhan bagian tanaman dan bukan termasuk pupuk. Selain untuk hama yang menyerang tanaman, bahan aktif pestisida dan kegunaannya untuk memberantas dan mencegah hama pada hewan ternak dan hewan peliharaan. Jenis bahan aktif pestisida dapat memberantas dan mencegah hama-hama air, binatang dan jasad renik rumah tangga, bangunan dan alat pertanian. Macam-macam jenis organisme pengganggu tanaman. Golongan insekta atau serangga yaitu ulat, larva, serangga penghisap, tungau dan penggerek. Dari golongan mikroorganisme yaitu bakteri dan keluarga fungi. Virus dianggap bukan organisme hidup. Tanaman seringkali mendapatkan penyakit akibat virus. Sebagiamn ilmuwan mendefinisikan virus yaitu molekul protein pasif. Virus akan aktif menyerang bila sudah menemukan Juga Tanam Cabai Rawit Tanjung Dijamin UntungJenis Pestisida Berdasarkan Organisme SasaranGolongan moluska merupakan organisme sasaran bahan aktif pestisida dan kegunaannya. Moluska adalah hewan lunak tidak bertulang belakang. Hewan moluska antara lain siput, keong yang sering mengganggu tanaman. Golongan mamalia yang sering merusak tanaman yaitu tikus dan babi hutan untuk tanaman perkebunan. Golongan unggas seperti burung pemakan biji-bijian tanaman padi atau ayam yang merusak tanaman jagung. Cacing merusak tanaman masuk golongan pestisida selain membuat produk pembunuh hama juga membuat produk memberantas rumput-rumput liar pengganggu tanaman. Rumput atau alang-alang bila dibiarkan tumbuh liar menyebabkan persaingan dengan tanaman pokoknya. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya sangat banyak berdasarkan organisme sasarannya. Insektisida berisi bahan aktif pestisida dan kegunaannya untuk mengendalikan atau membunuh hama golongan serangga. Fungisida berisi bahan aktif pestisida dan kegunaannya untuk mengendalikan, menghilangkan dan menghambat pertumbuhan jamur atau fungi/cendawan. Bakterisida berisi bahan aktif pestisida dan kegunaannya untuk mengendalikan dan menghambat kerja bakteri merusak tanaman. Herbisida yaitu zat bahan aktif pestisida dan kegunaannya mengendalikan, membunuh atau membatasi pertumbuhan tanaman rumput liar yang mengganggu tanaman budidaya. Jenis molukisida untuk membunuh hama golongan siput. Nematisida untuk mengendalikan serangan cacing parasit dalam tanah nematoda . Bahan aktif pestisida jenis algasida untuk mengendalikan alga, mossida untuk mengatasi pertumbuhan lumut. Rodentisida racun untuk tikus dan binatang pengerat lain. Pestisida Diberikan Sesuai Anjuran pada KemasanAlat Kocor PestisidaBeberapa bahan aktif pestisida dan kegunaannya dibuat produsen pembuatnya secara lebih spesifik sesuai target atau sasaran. Ada sebagian golongan insektisida mengandung bahan aktif pestisida dan kegunaannya sama dengan pestisida. Meski sama namun regulasi dan dosis pemakaian beberapa jenis bahan aktif pestisida dan kegunaannya ditujukan untuk target spesifik. Akarisida mengandung bahan aktif pestisida dan kegunaannya mengendalikan hama khusus jenis tungau/mite sehingga disebut juga mitisida. Aphisida berisi bahan aktif pestisida dan kegunaannya mengendalikan hama serangga khusus jenis aphid. Termisida mengendalikan hama serangga khusus jenis rayap. Larvasida mengendalikan serangga khusus pada stadia larva. Ovisida bahan kimia pestisida untuk mengendalikan serangga pada stadia telur. Sesuai anjuran bahwa aplikasi bahan aktif pestisida dapat berdampak efektif, aman dan efisien. Hal tersebut bila dalam aplikasinya sudah mengetahui jenis, klasifikasi dan karakteristik bahan aktif. Dampak negatif dapat terjadi bila Anda mengabaikan faktor jenis, klasifikasi dan karakteristik bahan aktif pestisida. Terkadang organisme pengganggu tanaman tidak mempan karena bahan aktif pestisida dan kegunaannya tidak bahan aktif pestisida yang sama terus menerus akan menimbulkan kekebalan hama. Akibat lain juga menimpa musuh alami hama dapat punah dimana musuh alami ini menguntungkan petani. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya bersifat racun bila digunakan tidak sesuai anjuran, dapat merusak lingkungan dan menimbulkan keracunan. Dosis tinggi mengakibatkan gangguan pertumbuhan tanaman. Dosis kurang membuat aplikasi pengendalian menjadi sia-sia. Baca Juga Tomat Optima Buah Besar dan Tahan Virus di Dataran TinggiBahan Aktif Pestisida dan Kegunaannya Diberikan Secara BijakBahan aktif pestisida dan kegunaannya mengalami penurunan atau degradasi bila dicampurkan dengan jenis nahan aktif pestisida lain. Pencampuran tersebut menimbulkan reaksi kimia karena struktur molekul larutan pestisida berubah. Dampak pemberian bahan aktif pestisida meninggalkan residu bahan kimia yang merugikan manusia dan lingkungan sekitar. Juga menyebabkan pemborosan biaya, waktu dan tenaga. Pada lingkungan kita juga mengalami resurjensi hama yaitu populasi hama serangga akan meningkat besar-besaran. Diyakini akan meningkat populasi seiring terjadinga penurunan populasi akibat pembasmian hama secara luas dan massal. Bila dosis berlebihan juga menyebabkan mutasi hama serangga. Sehingga kemungkinan muncul strain-strain hama serangga baru akibat hama lama bermutasi genetik. Proses mutasi biasanya baru bisa dikendalikan oleh jenis bahan aktif yang lebih kuat dan pastinya lebih mahal. Strain baru hama serangga selama beberapa waktu dapat lebih resisten. Hama jenis baru ini mampu menyesuaikan diri dari tekanan. Bahkan bisa lebih resisten terhadap bahan aktif pestisida dimana sudah banyak beredar dan tidak bersifat aktif pestisida dan kegunaannya dimaksudkan untuk mengendalikan, mencegah, menolak dan mematikan hama serangga dan organisme pengganggu lainnya. Jenis pestisida tidak selalu beracun dan membahayakan. Karena ada yang bersifat organik dan terbuat dari bahan merupakan salah satu kelompok pestisida dan bersifat racun untuk mematikan hama serangga. Namun tidak semua jenis pestisida itu beracun dan berbahaya. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya dalam bentuk insektisida seluruhnya bersifat racun dan membunuh hama serangga. Insektisida Membasmi Hama SeranggaTanaman Sehat Bebas HamaBahan aktif pestisida dan kegunaannya bekerja secara sistemik artinya bahwa bekerja tidak langsung mematikan hama. Pestisida sistemik disemprotkan atau disebarkan ke tanaman. Cairan bahan aktif tersebut akan masuk ke dalam tanaman bisa lewat akar atau stomata daun. Begitu bahan aktif pestisida dan kegunaannya masuk ke dalam tanaman, bahan aktif didalamnya meracuni dan membunuh hama serangga atau cendawan/jamur. Begitu juga sifat dari insektisida sistemik mengandung bahan aktif pestisida dan kegunannya bersifat racun. Insektisida sistemik untuk hama serangga biasanya disemprotkan ke bagian tanaman yaitu daun atau bagian lain. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya akan termakan hama berikut zat racun didalamnya. Insektisida sistemik cocok untuk membasmi berbagai hama dengan tipe serangan berupa menghisap atau menusuk bagian tanaman. Contoh hama sasaran atau targetnya yaitu kutu dan thrips. Jenis insektisida sistemik Sivinto dari Bayer cocok untuk pencegahan/preventif. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya bekerja cara sistemik bekerja menyeluruh dalam sistem biologi tanaman. Namun kekurangan insektisida sistemik yaitu residu yang kadang membahayakam dan efek yang belum tentu baik. Karena efek jenis sistemik ini adalah dampaknya lebih menyeluruh dan jangka waktu lama long term . Bahan aktif pestisida dan kegunaannya sifat sistemik akan memberikan perlindungan jangka panjang hingga seumur hidup tanaman tersebut. Bahan aktif pestisida dan kegunaanya jenis insektisida sistemik menghasilkan residu pada tanaman. Residu ini bisa memberikan efek jangka panjang yang tidak baik. Pemakaian bahan aktif pestisida dan kegunaannya ini harus benar-benar dikontrol penuh. Efeknya juga membuat ekosistem turut berubah. Tentang Insektisida Racun KontakSetelah penjelasan tentang insektisida sistemik, jenis lain yaitu insektisida racun kontak. Bahan aktif pestsida dan kegunaan racun kontak efektif membunuh hama bila larutan zat racun terkena langsung pada hama. Racun kontak masuk ke tubuh hama dan terjadi gangguan fungsi biologis hama hingga berakibat fatal. Pada kemasan produknya ditemui keterangan juga bekerja sebagai racun perut. Maksudnya adalah racun kontak akan membunuh hama bukan target bila terkena racunnya. Racun kontak ini bisa digunakan untuk pencegahan/preventif juga untuk kebutuhan pembasmian. Penggunaan jenis insektisida kontak ini juga dapat digunakan untuk benda bukan tanaman yaitu kayu kering atau serat alam. Kelebihan datri jenis racun kontak bahan aktif pestisida dan kegunaannya tidak menghasilkan residu. Racun bisa diterapkan pada benda lain selain tanaman dan resiko kerusakan ekosistem lebih kecil dibandingkan racun sistemik. Baca Juga Semangka Inul Kuning Aura Super Buah Besar Hasil MelimpahBahan Aktif Pestisida dan Kegunaannya Tidak Boleh BerlebihanPenggunaan pestisida dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman Anda secara berlebihan menyebabkan bahan aktif pestisida dan kegunaannya sulit terurai sempurna. Akhirnya akan terbentuk residu pestisida dalam tanaman. Pada dasarnya pestisida tidak merugikan manusia karena pestisida dibuat untuk membantu manusia. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya berguna untuk membasmi, mencegah dan mengontrol hama-hama pengganggu. Hama-hama pengganggu ini yang merusak tanaman budidaya petani, hasil panen hingga merusak perabotan rumah tangga. Namun apapun yang dipakai berlebihan pasti tidak baik. Begitu juag pemakaian bahan aktif pestisida dan kegunaanya bila berlebih yaitu menyebabkan kerusakan ekosistem alam. Juga kerusakan pada tanah tentunya. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya berlebihan juga dapat mematikan hewan pengurai, tanaman dan residu kimia. Residu berbahaya ini terjadi karena pestisida mengandung bahan beracun yang tentunya berbahaya jika dosisnya berlebihan. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya berlebihan menyebabkan pestisida sulit terurai dengan baik. Dalam jumlah berlebihan, bahan aktif pestisida dan kegunaannya sulit larut dalam air. Residu zat racun pestisida sangat banyak menjadikan kekeringan pada tanah dan kesuburan berkurang. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya berlebihan dapat menyebabkan pertumbuhan hama dan hama menjadi resisten. Pemberian pestisida terus menerus menjadikan hama-hama terseleksi. Hama lemah akan mati dan yang kuat bertahan hidup. Hama-hama kuat tidak kawin dengan hama yang lemah karena hama lemah sudah mati. Hama kuat akan saling kawin dan melahirkan bibit hama baru dengan gen yang resisten dari pestisida. Bibit hama baru ini terus hidup sampai menimbulkan populasi tinggi. Pemberian Insektisida Sivanto Jangan berlebihanPenggunaan pestisida jangan berlebihan karena dapat merusak alam juga biaya pemeliharaan yang mahal. Sudah menjadi rahasia umum bahwa harga pestisida mahal setiap cc-nya. Penggunaan yang berlebihan tentu membutuhkan cc pestisida yang banyak dan harga semakin mahal. Dosis berlebihan atau pemakain terus menerus membentuk hama baru yang resisten. Hal tersebut membuat Petani memutar otak hingga mencari bahan aktif pestisida dan kegunaannya yang lebih ganas. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya lebih ganas ini pastinya akan lebih mahal. Hal ini membuat pengeluaran Petani semakin tinggi. Penggunaan pestisida secara berlebihan dapat membunuh juga predator hama atau hewan-hewan yang dapat menguntungkan petani seperti lebah atau kupu-kupu. Lebah dan kupu-kupu dapat membantu kita dalam penyerbukan alami. Bila pemakaian bahan aktif pestisida dan kegunaannya dengan tepat dan benar dapat menunjang hasil produksi pertanian baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Dosis dan konsentrasi tepat membuat populasi hama mudah dicegah, hama dapat dikontrol dan dibasmi populasinya. Demikian artikel Kami judul Bahan Aktif Pestisida dan Kegunaannya Insektisida Sivanto Bayer. Hubungi nomer kontak Kami di 082141747141 telepon dan 08125222117 SMS/WA . Toko pertanian online LMGA Agro menyediakan kebutuhan untuk bercocok tanam lengkap dan terbaik. Jual insektisida Sivanto produk Bayer dengan bahan aktif pestisida dan kegunannya mengendalikan hama serangga tanaman cabai, tomat, semangka dan tanaman hortikultura lainnya. Kami menerima layanan konsultasi gratis tentang permasalahan Anda di siap kirim pesanan Anda bersama JNE, KI8 dan Pos Indonesia. Kami juga mengajak sebagai dropship dan reseller pertanian. Semoga artikel Kami bermanfaat dan menambah wawasan tentang bahan aktif pestisida dan kegunaannya dalam pelaksanaan pemeliharaan tanaman. Salam sukses...Activator: yaitu senyawa kimia untuk mengaktifkan sistem kekebalan pada tanaman, dan sebenarnya tidak termasuk dalam golongan pestisida, tetapi lebih ditujukan untuk meningkatkan ketahanan alamiah tanaman terhadap dampak serangan hama dan penyakit. Selain di atas ada beberapa penggolongan yang lebih spesifik pada target / sasaran.
Dengan mengenali jenis-jenis dan katakter pestisida, akan memudahkan petani dalam mencapai efektivitas, efisiensi pengendalian hama dan penyakit tanaman. Istilah pestisida berasal dari bahasa Inggris, yaitu pesticide. Secara harfiah kata “pest” artinya hama atau pengganggu yang sebenarnya hanya merujuk pada organisme hewan serangga maupun mamalia. Sedangkan kata “cide” berarti basmi atau bunuh. Jadi secara sempit pestisida berarti “pembasmi hama”. Untuk lebih menyederhanakan, istilah pestisida lebih diperluas tidak hanya pembasmi hama saja tetapi sebagai juga mencakup organisme pengganggu baik pada tanaman, hewan, maupun pada bangunan. Organisme pengganggu yang dimaksud tidak hanya hewan dan serangga tetapi juga untuk mikroorganisme dari golongan fungi / cendawan maupun bakteri. Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 24/Permentan/ yang dimaksud dengan Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian; memberantas rerumputan; mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan; mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak termasuk pupuk; memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak; memberantas atau mencegah hama-hama air; memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan; dan/atau memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air. Organisme pengganggu tanaman Golongan insekta atau serangga, mencakup ulat, larva, serangga pengisap, tungau atau akarina, penggerek. Golongan mikroorganisme, meliputi bakteri, aktinomiset atau kapang dan keluarga fungi lainnya. Golongan virus, yang sebenarnya masih kontroversial karena sebagian ilmuwan mendefinisikan virus bukanlah organisme hidup melainkan molekul protein yang pasif dan akan menjadi aktif jika mendapatkan inangnya. Golongan moluska atau hewan lunak tidak bertulang belakang seperti siput, keong. Golongan mamalia seperti tikus rhodent, babi hutan. Golongan unggas atau avis seperti burung pemakan biji-bijian. Golongan nematode yang merupakan keluarga cacing. Gulma terdiri dari tumbuhan liar yang bersaing dengan tanaman budidaya dalam perebutan nutrisi, terdiri dari rumput, alang-alang. JENIS PESTISIDA BERDASAR ORGANISME SASARAN Insektisida bahan untuk mengendalikan atau membunuh hama dari golongan serangga secara umum. Fungisida bahan untuk mengendalikan, membunuh atau menghambat pertumbuhan jamur atau fungi. Bakterisida bahan untuk mengendalikan, membunuh atau membatasi perkembangan Herbisida bahan untuk mengendalikan, membunuh atau membatasi pertumbuhan tanaman pengganggu atau gulma Moluskisida racun untuk mengendalikan atau membunuh hama golongan siput Nematisida racun untuk mengendalikan nematoda atau cacing parasit dalam tanah. Algasida bahan untuk mengendalikan alga. Mossida bahan untuk membasmi atau membatasi pertumbuhan lumut. Rodentisida racun untuk mengendalikan tikus dan binatang pengerat lain. Activator yaitu senyawa kimia untuk mengaktifkan sistem kekebalan pada tanaman, dan sebenarnya tidak termasuk dalam golongan pestisida, tetapi lebih ditujukan untuk meningkatkan ketahanan alamiah tanaman terhadap dampak serangan hama dan penyakit. Selain di atas ada beberapa penggolongan yang lebih spesifik pada target / sasaran. Seperti akarisida, aphisida, termisida, larvasida, ovisida yang sebenarnya tergolong insektisida juga dan adakalanya mengandung bahan aktif yang sama pada insektisida namun dalam regulasinya dan dosis pemakaiannya ditujukan untuk pemakaian pada jenis atau stadia serangga sasaran yang spesifik. Akarisida bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus dari jenis tungau akarina atau mite. Disebut juga mitisida. Aphisida bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus jenis aphid. Termisida bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus jenis rayap. Larvasida bahan untuk mengendalikan serangga hama pada stadia larva. Ovisida bahan untuk mengendalikan serangga pada stadia telur Agar aplikasi pestisida pada pertanian efektif, aman dan efisien pengguna harus mengetahui jenis, klasifikasi dan karakteristik pestisida yang dipakai. Tanpa memahami faktor-faktor tersebut maka ada beberapa dampak negatif berkaitan dengan hasil aplikasi pestisida OPT tidak mempan karena bahan aktif yang digunakan tidak sesuai. Timbulnya kekebalan akibat penggunaan satu jenis bahan aktif secara terus menerus. Punahnya musuh alami hama yang justeru menguntungkan bagi petani. Rusaknya lingkungan dan keracunan bagi pengguna maupun hewan ternak. Gangguan pertumbuhan tanaman akibat penggunaan dosis yang berlebihan. Degradasi pestisida karena pencampuran lebih dari satu bahan aktif sehingga menimbulkan reaksi kimiaw yang mengubah struktur molekulnya. Efek residual pada rantai makanan. Pemborosan biaya, waktu dan tenaga. Dampak lain akibat penggunaan pestisida secara kurang tepat adalah munculnya resurjensi hama yaitu peningkatan populasi hama serangga secara besar-besaran setelah penurunan populasi akibat penggunaan pestisida spektrum luas secara massal. Selain itu ada fenomena mutasi hama yang dikaitkan dengan munculnya strain-strain hama baru karena hama yang lama mengalami mutasi genetic sebagai proses evolusi adaptik dalam merespon tekanan eksternal yaitu aplikasi pestisida oleh petani. Strain-strain baru ini selama beberapa waktu lebih resisten dan mampu menyesuaikan diri terhadap tekanan dan lebih resisten terhadap bahan-bahan kimia sebelum ditemukannya bahan aktif atau metode baru yang lebih spesifik. PESTISIDA MENURUT PENYUSUN BAHAN AKTIFNYA 1. Pestisida organik Adalah pestisida yang dalam susunan kimia bahan aktifnya terdapat gugus karbon C . Mayoritas pestisida yang beredar saat ini dari jenis organik seperti golongan organoklorin yang sebagian sudah dilarang atau dibatasi, organosulfur, organofosfat. Sebagian jenis organik merupakan analog atau tiruan dari senyawa beracun yang terdapat pada tanaman atau dari mikroorganisme. Sejauh ini banyak yang menganggap pestisida organik adalah yang berasal dari tumbuhan atau natural seperti ekstrak tanaman. Pestisida yang berasal dari tumbuhan atau isolat racun mikroorganisme bisa saja digolongkan organik karena memiliki gugus karbon dalam susunan kimianya. Akan tetapi pestisida organik tidak semuanya berasal dari tumbuhan atau mikroorganisme. 2. Pestisida anorganik Adalah pestisida yang dalam susunan kimia bahan aktifnya tidak terdapat gugus karbon. Pestisida generasi terdahulu banyak yang jenis anorganik dan saat ini pemakaiannya dibatasi bahkan dilarang oleh komisi pestisida karena daya racunnya yang sangat kuat dan sulit terurai. Contoh yang populer adalah aldrin, senyawa-senyawa arsenik, sianida potassium sianida / potas, merkuri. Sedangkan yang masih boleh dipergunakan hingga sekarang seperti beberapa fungisida tembaga tembaga oksida, tembaga hidroksida, tembaga oksi sulfat, sulfur, asam fosfida, borate insektisida, zinc fosfida rodentisida dan ammonium sulfamat herbisida. PESTISIDA MENURUT ASAL DAN PROSES BAHAN AKTIF 1. Pestisida alami natural Adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari alam. Ada yang menyebut jenis ini dengan istilah pestisida organik karena memang ada bahan-bahan yang berasal dari organisme mahluk hidup. Jenis-jenisnya antara lain a. Botanical, yang bahan aktifnya berasal dari tanaman misalnya piretrin dari crysanthemum pirethrum, azadirachtin dan nimbidin dari mimba, rotenon dari ektrak tuba, dan nikotin dari ekstrak tembakau, ryanodin dari ryania speciosa. Ada lagi limbah penggilingan jagung yang disebut gluten sebagai herbisida. Beberapa keunggulan pestisida botanik diantaranya lebih aman bagi pemakai, tidak mempunyai efek residu panjang, ramah lingkungan, fitotoksisitas & batas lethal effect rendah sehingga aman bagi tanaman, berspektrum luas. Sedangkan kelemahannya antara lain dosis aplikasi relatif tinggi, knock down effect-nya rendah sehingga hama sasaran tidak langsung mati, tidak dapat disimpan dalam waktu lama setelah kemasan dibuka, sumber bahan bakunya terbatas, kurang spesifik untuk OPT tertentu. b. Isolat mikrobial, yang bahan aktifnya berasal dari metabolit sekunder / sekresi mikroorganisme bakteri, jamur, virus yang bersifat racun, contohnya delta endotoksin dari sekresi bakteri Bacillus Thurigensis, streptomisin bakterisida dan antibiotik dari streptomyces griseus. Beberapa tahun terakhir ada abamectin, emamectin, ivermectin avermektin dari kapang Streptomyces avermitilis, spinosad spinosin dari bakteri Saccharopolyspora spinosa dan azoksistrobin stribilurin dari fungi Strobilurus tenacellus. Keunggulan isolat mikrobial diantaranya bersifat antibiotic sehingga daya bunuhnya lebih kuat, mudah dimetabolismekan oleh sel-sel tanaman jika sistemik, dapat mengatasi OPT yang telah resisten terhadap pestisida lain. Sedangkan kelemahannya OPT sasaran lebih mudah dan cepat resisten, harganya relatif lebih mahal. c. Pestisida biologis, yang merupakan mikroorganisme hidup diantaranya bakteri, fungi, virus yang dapat menginfeksi organisme pengganggu tanaman secara langsung mapupun dengan mengeluarkan zat-zat toksik yang dapat membunuh atau menekan perkembangan organisme pengganggu tanaman. Berbeda dengan isolat microbial yang dibiakkan di pabrik untuk dipanen senyawa-senyawa racunnya, biopestisida ini diinokulasi dan dibiarkan berkembang biak di lahan untuk hidup secara alami dan menghasilkan senyawa-senyawa racun untuk membunuh organisme pengganggu, atau hidup dengan menginfeksi organisme pengganggu tanaman sebagai inangnya hingga inang tersebut mati. Contohnya dari golongan cendawan diantaranya gliocladium yang menghasilkan senyawa gliovirin untuk membasmi fungi patogen, trichoderma spp yang menghasilkan enzim menghasilkan 1,3-β- glukanase yang mendegradasi dinding sel miselium fungi patogen, metharizium anisoplae yang menjangkiti serangga sebagai inang hingga akhirnya mati. Dari golongan bakteri misalnya Bacillus thuringiensis yang dapat mengontrol ulat plutella dan helicoverpa, Corynebacterium untuk mengontrol xanthomonas dan Pyricularia Oryzae pada tanaman padi. Sedangkan yang berupa virus yaitu SpL-NPV Spodoptera Litura – Nuclear Polyhedrosis Viruses untuk mengendalikan ulat spodoptera litura. Keunggulan dari pestisida biologis diantaranya dampaknya bisa meluas karena subyek yang sudah beradaptasi dengan lingkungannya dapat terus berkembang biak dan menular, ramah lingkungan, tidak meninggalkan residu pada rantai makanan. Sedangkan kelemahannya antara lain perlu waktu untuk berinkubasi dan sebelum berkembang biak sebelum bekerja aktif, karena merupakan organisme hidup pestisida biologis tidak dapat diaplikasikan bersama dengan pestisida kimiawi lain, jika ekosistemnya tidak mendukung maka perkembangbiakannya bisa terhambat. 2. Pestisida sintetik / analog Merupakan hasil rekayasa kimia yang dibuat di pabrik. Kebanyakan meniru struktur kimia senyawa yang terdapat pada pestisida alami botanical misalnya syntethic pirethroid golongan piretroid yang meniru susunan senyawa kimia piretrin pada chrysanthemum piretrum, nicotinoid yang merupakan analog dari senyawa nikotin pada tembakau, ryanoid yang merupakan analog dari senyawa ryanodin pada tanaman ryania speciosa. Pestisida sintetik punya keunggulan diantaranya daya racunnya lebih tinggi, sasarannya lebih spesifik, dosis penggunaan relatif lebih rendah, mudah didapat di pasaran, dan lebih tahan lama disimpan. Adapun kelemahannya antara lain terurai lebih lama sehingga menimbulkan residu pada hasil panen, aplikasi yang terlalu intensif akan menimbulkan resistensi hama sasaran dan merusak lingkungan, mematikan predator alami musuh alami hama, variasinya lebih banyak sehingga perlu pengetahuan untuk memilih.
– Hama tanaman menjadi masalah yang seringkali harus dihadapi petani. Ketika hama tanaman muncul, maka tanaman menjadi terganggu pertumbuhannya, rusak, tak berbuah, hingga mati. Ada banyak jenis hama tanaman, seperti tikus, kutu putih, belalang, dan membasi hama-hama tanaman, maka salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan pestisida. Pestisida adalah zat, baik yang berasal secara sintetis maupun alami yang digunakan untuk membasmi hama tanaman. Baca juga Macam Tanaman untuk Mengusir Hama Jenis-jenis pestosida Melansir Cybex Pertanian, pestisida memiliki beberapa jenis. Berikut ini jenis pestisida berdasarkan hama tanamannya 1. Insektisida Insektisida adalah pestisida yang dipakai untuk mengendalikan hama serangga. Di antaranya, wereng batang coklat, ulat daun, penggerek batang, tungau, dan lain sebagainya. Beberapa jenis insektisida adalah pestisida dengan bahan aktif, yakni Dharmabas 500 EC, Dharmacin 50 WP ,Akatar 25 WG ,Virtako, Spontan 400 WEC ,Prevathon, dan sebagainya. 2. Mulluskisida Mulluskisida adalah pestisida untuk pengendalian siput maupun keong emas. Adapun sejumlah contoh dari mulluskisida adalah Bentan, Metapar, Kensida, Toksiput, Karissnail. 3. Akarisida Merupakan pestisida yang digunakan untuk membasmi tungau atau kutu pada tanaman Contohnya, Kelthane , Agridan, Marsal, Mitisun, dan lain sebagainya. Baca juga Tanaman Alami Masa Dorman dan Berhenti Tumbuh, Ini Penyebab, dan Cara Mengatasinya 4. Bacterisida Bacterisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman akibat bakteri. Di antara kondisi penyakit akibat serangan bakteri misalnya, penyakit layu, busuk bakteri, awar dan sebagainya. Contoh pestisida yang memiliki peran ini adalah Plantomycin, Puanmur, Agrept, Arashi dll. 5. Herbisida Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma maupun tumbuhan pengganggu. Contoh dari herbisida, yakni gramoxon, indamin, roundup dan sebagainya. 6. Fungisida Fungisida merupakan jenis pestisida guna memberantas jamur atau fungi. Contoh fungisida, yakni Score, Topsin, Antracol, dan Rodentisida Rodentisida, yakni pestisida untuk mengendalikan binatang pengerat dan tikus. Contoh adalah Sidarat dan Basmikus. Baca juga Cara Mengatasi Hama dan Penyakit Tanaman pada Jagung Pestisida nabati Selain pestisida kimia, ada juga pestisida nabati yang dibuat dari bahan-bahan nabati yang tersedia di alam. Tumbuhan seringkali mengandung senyawa kimia yang merupakan metabolit sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat pertahanan dari serangan organisme pengganggu. Senyawa itu dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati. Berikut contoh tanaman yang bisa digunakan sebagai pestisida alami 1. Lada Lada mengandung senyawa aktif saponin, flavonoid, minyak atsiri, kavisin, piperin, piperlin, piperolain, piperanin, dan piperonal. Senyawa piperin dalam kandungan lada akan mengeluarkan aroma dan rasa pedas yang dapat memengaruhi serangga dalam menghasilkan telur dan juga menyebabkan kematian. Senyawa metabolit sekunder lada bersifat penolak, penghambat peletakan telur dan racun yang mematikan. Contoh hama yang bisa diatasi adalah Sitophilus spp., Callosobrunchus sp., Lasioderma serricorne, Rhizopertha dominica , dan Tribolium castaneum. 2. Bawang putih Bawang putih mengandung senyawa kimia tanin, minyak atsiri, dialilsulfida, alisin, hingga enzim alliinase. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai pestisida alami adalah seluruh bagian tanaman, yaitu umbi, daun, dan bunga. Tanaman bawang putih bekerja sebagai penolak hama repellent. Dia juga bersifat sebagai insektisida, nematisida, fungisida dan antibiotik. 3. Bengkuang Bengkuang ternyata juga bisa dijadikan sebagai pembasmi hama tanaman. Dia mengandung senyawa rotenon dan pachhyrizid. Bagian tanaman yang dipakai untuk membuat pestisida organik adalah batang, daun dan biji. Pestisida bengkuang bisa dipakai untuk mengendalikan pengisap buah dan pengisap bunga. 4. Brotowali Tanaman brotowali atau Tinosphora rumphii mengandung senyawa alkaloid, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin. Bagian dari tanaman brotowali yang dipakai untuk membuat pestisida, yakni akar dan batang. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.PestisidaBahan aktif Klorantraniliprol dan Tiametoksam; Demikian uraian singkat tentang bahan Aktif Pestisida yang ampuh untuk pengendalian hama Wereng Batang Coklat (WBC), semoga artikel ini bisa memberi manfaat dan bisa menambah pengetahuan. Tags: Pestisida kimia, Wereng.
Pestisida, jenis dan bahaya penggunaannya – PESTISIDA merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mengendalikan, mengusir atau membasmi organisme pengganggu. Pestisida berasal dari kata pest dan cide. Pest yang berarti hama sedangkan cide yang baerarti pembasmi. Adapun sasaran dari penggunaan pestisida seperti serangga, burung, gulma, mamalia, ikan atau mikroba yang dianggap mengganggu. Pestisida merupakan jenis bahan beracun yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan juga keanekaragaman hayati. Menyebabkan resujensi, resistensi dan menimbukan hama jenis baru, serta gangguan kesehatan pada manusia dan makhluk hidup lainnya. Pestisida harus benar-benar dikelola dengan penuh kehati-hatian. Umumnya pestisida digunakan sehari-hari dengan cara dicampur dengan minyak, air dan tepung untuk mempermudah dalam penyebaran dan penyemprotan. Daftar Isi1 Golongan Pestisida Berdasarkan Organisme Sasaran2 Jenis Pestisida Berdasarkan Cara Pestisida Jenis Racun Pestisida Jenis Racun Pestisida Jenis Racun Pestisida Jenis Racun Pernafasan3 Bahaya Pestisida Bagi Kesehatan4 Dampak Pestisida Bagi Lingkungan Golongan Pestisida Berdasarkan Organisme Sasaran Berikut golongan pestisida berdasarkan organisme sasaran Herbisida yang sasarannya gulma. Arbosida yang sasarannya semak belukar. Algisida atau Algasida yang sasarannya alga. Avisida yang sasarannya burung. Bakterisida yang sasarannya bakteri. Fungisida yang sasarannya fungi. Insektisida yang sasarannya serangga. Mitisida atau Akarisida yang sasarannya tungau. Moluskisida yang sasarannya siput. Nematisida yang sasarannya nematoda. Rodentisida yang sasarannya pengerat. Virusida yang sasarannya virus. Larvisida yang sasarannya Ulat atau larva. Silvisida yang sasarannya pohon hutan. Ovisida yang sasarannya telur. Pisida yang sasarannya ikan mujahir. Termitisida yang sasarannya rayap. Predasida yang sasarannya Predator atau hewan vertebrata. Jenis Pestisida Berdasarkan Cara Kerjanya Setiap pestisida memiliki cara yang berbeda-beda untuk mengendalikan sasarannya. Ada dua mekanisme pestisida dalam mengendalikan hama sasaran yaitu dengan meracuni hama sasaran secara langsung dan meracuni dulu tanaman. Kemudian hama yang memakan tanaman akan mati teracuni. Berikut jenis pestisida yang biasa digunakan petani berdasarkan cara kerja Pestisida Jenis Racun Sistemik Pestisida jenis racun sistemik bekerja dengan tidak langsung membunuh organisme penyerang tanaman. Racun pestisida akan menempel pada tabaman setelah disemprotkan. Racun ini akan diserap tanaman melalui daun dan akar. Kemudian hama yang memakan bagian tanaman akan teracuni. Contoh bahan aktif pestisida jenis racun sistemik Insektisida sistemik insektisida dengan bahan aktif abamectin, imidakloprid, dimehipo, asefat, fipronil, dll. Fungisida sistemik fungisida dengan bahan aktif difenokonazol, karbendazim, dll. Herbisida sistemik Herbisida dengan bahan akti glifosat, metal, metsulfuron, dll. Pestisida Jenis Racun Kontak Pestisida jenis ini bekerja dengan baik apabila terkena atau kontak langsung dengan organisme penyerang tanaman. Racun yang terkandung dalam pestisida akan masuk kedalam jaringan tubuh organisme target. Kemudian target akan mengalami kematian karena mengalami gangguan fungsi fisiologis. Insektisida, fungisida dan herbisida adalah jenis umum dari pestisida racun kontak. Untuk penggunaan insektisida jenis racun kontak sangat efektif untuk mengendalikan hama yang menetap dan tidak bersembunyi. Contoh hama seperti hama penghisap bunga lada Diconocoris hewitl, penghisap buah lada Dasynus piperis, ulat, kutu daun dan semut. Pestisida racun kontak bekerja kurang baik terhadap serangga-serangga yang punya mobilitas tinggi dan suka bersembunyi. Contoh hama yang punya mobilitas tinggi seperti kutu kebul, lalat, belalang, atau hama yang berada dalam jaringan tanaman. Berikut bahan aktif pestisida jenis racun kontak Insektisida racun kontak insektisida dengan bahan aktif klorpirifos, bpmc, golongan piretroid sipermetrin, deltametrin, dan lain-lain. Fungisida racun kontak fungisida dengan bahan aktif mankozeb, ziram, zineb, dll. Herbisida racun kontak herbisida dengan bahan aktif parakuat. Pestisida Jenis Racun Lambung Pestisida dengan jenis racun lambung baru bekerja jika salah satu bagian tanaman ayang telah disemprot pestisida dimakan oleh hama. Di dalam lambung racun ini akan bereaksi. Pestisida Jenis Racun Pernafasan Pestisida racun pernafasan ini dapat membunuh jika terhisap melalui organ pernafasan. Jenis racun pestisida ini sering digunakan untuk mengendalikan hama dalam rumah maupun gudang. Pestisida ini sering disebut racun fumigan. Bahaya Pestisida Bagi Kesehatan Pestisida merupakan zat beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan bisa menyebabkan efek akut serta jangka panjang bagi pengguna yang terpapar. Paparan pestisida akan menyebabkan dampak bervariasi mulai dari iritasi mata, kulit dan juga pernafasan. Adapun dampak yang lebih mematikan seperti mempengaruhi sistem syaraf, sistem hormon reproduksi, dan menyebabkan penyakit kanker. Bukan hanya itu, pestisida ini juga bisa menyebabkan keracunan baik itu ringan maupun berat. Belum juga ada yang melakukan bunuh diri dengan menggunakan pestisida. Dampak Pestisida Bagi Lingkungan Penggunaan pestisida secara terus menerus akan meningkatkan permasalahan pada lingkungan. Lebih dari 95% herbisida dan 90% insektisida yang diaplikasikan dengan cara disemprot menuju tempat yang bukan target. Pestisida yang tersuspensi di udara terbawa oleh angin kewilayah lain, sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran. Bukan hanya itu, pestisida juga merupakan masalah utama dalam polusi air. Beberapa pestisida merupakan polutan organik persisten yang mengkontaminasi tanah.
.